Teknik Informatika

Teknik Informatika

Widiastuti

Teknik Informatika
Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal


"Berani Hidup Harus Berani Mati"

Responsive Ads Here

Selasa, 31 Oktober 2017

Materi Kalkulus (Pertidaksamaan, fungsi komposisi &Invers, Fungsi limit),


link download MK & Tugas klik disini
BAB I

PERTIDAKSAMAAN

  1. Definisi Pertidaksamaan

Sebuah Pertidaksamaan adalah pernyataan bahwa dua kuantitas tidak setara nilainya. Salah satu pernyataan matematika yang mengandung satu peubah atau lebih yang dihubungkan oleh tanda-tanda ketidaksamaan, yaitu: <, >, ≤, atau ≥.
  1. Sifat-sifat pertidaksamaan antara lain:
  1. Jika a > b dan b > c, maka a > c
  2.  (ii)  Jika a > b, maka a + c > b + c
  3. (iii)  Jika a > b, maka a - c > b – c
  4.  (iv)  Jika a > b dan c adalah bilangan positif, maka ac > bc
  5.  (v)  Jika a > b dan c adalah bilangan negatif, maka ac < bc
Dengan mengganti tanda > pada sifat-sifat diatas dengan tanda <, maka akan didapat sifat-sifat yang analog sebagai berikut :
  1.  Jika a < b dan b < c, maka a < c
  2.  Jika a < b, maka a + c < b + c
  3.  Jika a < b, maka a - c < b – c
  4.   Jika a < b dan c adalah bilangan positif, maka ac < bc
  5.   Jika a < b dan c adalah bilangan negatif, maka ac > bc
  6. xi)  ac > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
  7. (xii)  ac < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
  8. (xiii)  a/c > 0 jika a > 0 dan c > 0 atau jika a < 0 dan c < 0
  9. (xiv)  a/c < 0 jika a < 0 dan c > 0 atau jika a > 0 dan c < 0
  10. (xv)  Jika a > b, maka –a < -b
  11. (xvi)  Jika 1/a < 1/b, maka a > b
  12.   (xvii)  Jika a < b < c, maka b > a dan b < c (bentuk komposit)
  13.  (xviii)  Jika a > b > c, maka b < a atau b > c ( bentuk komposit)
  1. Jenis pertidaksamaan
    Jenis pertidaksamaan anatara laian :
  1. Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
  2. Pertidaksamaan kuadrat
  3. Pertidaksamaan bentuk pecahan
  4. Pertidaksamaan bentuk nilai mutlak ( modus)
  1. Peridaksamaan linear (PANGKAT SATU)
Pertidaksamaan linear adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya mengandung bentuk linier dalam x.  yang  vareabelnya berderajat satu dengan menggunakan tanda hubung “lebih besar dari” atau “kurang dari”
Sifat-sifatnya :
  • Kedua ruas dapat di tambah atau di kurangi dengan bilangan yang sama.
  • Kedua ruas dapat dapat dikali atau di bagi dengan bilangan positip yang sama.
  • Kedua ruas dapat di bagi atau di kali dengan bilangan negatip yang sama maka penyelesaiannya tidak berubah asal saja arah dari tanda pertidaksamaan di balik
Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan linier :
        1. Pindahkan semua yang mengandung variabel ke ruas kiri, sedangkan yang tidak mengandung variabel ke ruas kanan.
        2. Kemudian sederhanakan
          Perhatikan contoh soal berikut:
  1. Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 5x – 5 < 7x + 3 !
    Jawab
          5x – 5 < 7x + 3
     5x – 7x < 3 + 5
         - 2x < 8
             x > - 4

  2. Tentukan nilai x yang memenuhi  pertidaksamaan  2(x-3) < 4x+8 ?
Jawab
Penyelesaian
2(x-3) < 4x+8

2x - 6 < 4x+8

2x – 4x< 6+8

-2x < 14     

X > -7
  1. Pertidaksamaan Kuadrat
               Pertidaksamaan kuadrat adalah suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya   adalah 2. Bentuk umum peridaksamaan kuadrat adalah ax² + bx + c > 0 dengan a, b, c konstanta; a 0.
Menyelesaikan pertidaksamaan kuadrat anatara lain:
  • Jadikan ruas kanan = 0
  • Jadikan koefisien x² positif (untuk memudahkan pemfaktoran)
  • Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
  • Tetapkan nilai-nilai nolnya
  • Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan
  • Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis bilangan
    (bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
    bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).
  • Langkah-langkah:
    • Tentukan batas-batasnya dengan mengubah ke dalam persamaan kuadrat
    • Buatlah garis bilangan dan masukkan batas yang diperoleh (jika ada) dengan batas yang kecil di sebelah kiri
    • Uji titik pada masing-masing daerah
    • Tentukan HP nya
Contoh soal
  1. Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !
    Jawab
     
      ( x – 2 ) ( x – 5 ) < 0
           x = 2 atau x = 5 ( pembuat nol )

    jadi Hp = {x|2<x<5}

  2.  Tentukan HP dari   x2 – 2x – 8 ≥ 0
    Jawab :
    Batas : x2 – 2x – 8 = 0   
    (x - 4)(x + 2) = 0
    x = 4 atau x = -2     
           
    Karena yang diminta ≥ 0 maka yang memenuhi adalah yang bertanda positip Sehingga HP nya adalah {x | x ≤ -2 atau x ≥ 4}

  1. Pertidaksamaan bentuk pecahan
    pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.

Langkah – langkah menyelesaikan pertidaksamaan pecahan :

  • Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0
    (ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda pertidaksamaan tidak dapat ditentukan berubah/tidak)
  • Sederhanakan ruas kiri.
  • Ubah bentuk  menjadi a.b
  • Tentukan pembuat nol ruas kiri.
  • Tuliskan nilai – nilai tersebut pada garis bilangan.
  • Berikan tanda pada setiap interval.
  • Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
  • Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Syarat: penyebut pecahan 0
    Perhatikan Contoh soal :
  1. Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Merupakan pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda mutlak. Indikator : Menentukan penyelesaian pertidaksamaan linear yang memuat nilai mutlak

Perhatikan contoh berikut:
  • Contoh 1  Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan  !

Jawab

3x + 2 < - 5        atau      3x + 2 > 5

      3x < - 7                           3x > 3

        x < -7/3                           x > 1



BAB II

FUNGSI KOMPOSISI DAN FUNGSI INVERS



Konsep fungsi
  1. Fungsi atau Pemetaan merupakan Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaan, jika dan hanya jika tiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat hanya dengan sebuah unsur dalam himpunan B.f adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka fungsi f dilambangkan dengan f : A à B
    Operasi dalam Fungsi :

  • Penjumlahan : (f+g)(x) = f(x) + g(x)
  • Pengurangan : (f-g)(x) = f(x) – g(x)
  • Perkalian : (f.g)(x) = f(x) . g(x)
  • Pembagian : (f/g)(x) = f(x) / g(x)
 

y = f (x) : rumus untuk fungsi f

x disebut variabel bebas

y disebut variabel tak bebas

Contoh :

Diketahi f : A à B dan dinyatakan oleh rumus f (x) = 2x – 1.

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

Jika daerah asal A ditetapkan A : {x | 0 £ x £ 4. x ÃŽ R}

a.     Tentukan f (0), f (1), f (2), f (3) dan f (4).

b.     Gambarkan grafik fungsi y : f (x) = 2x – 1 dalam bidang kartesius.

c.      Tentukan daerah hasil dari fungsi f.

Jawab :

a.     f (x) = 2x – 1, maka :

f (0) = -1         

f (1) = 1          

f (2) = 3

f (3) = 5

f (4) = 7


 
 
 
 
y = f(x)






  1. Pengertian fungsi komposisi
             Merupakan  penggabungan operasi dua fungsi secara berurutan sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Penggabungan tersebut disebut komposisi fungsi dan hasilnya disebut fungsi komposisi  Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).


Fungsi baru h = (g o f) : A ® C disebut fungsi komposisi dari f dan g.
Ditulis: h(x) = (gof)(x) = g(f(x))
   (gof)(x) = g(f(x)) ada hanya jika Rf Dg ≠ Ø

Adapun Nilai fungsi komposisi (gof)(x) untuk x = a adalah (gof)(a) = g(f(a)).
  • Notasi : (f o g)(a) = f(g(a))  à fungsi yang memetakan nilai dari g(a) ke f
Contoh :
  1. Diketahui fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut
f = {(0,1), (2,4), (3,-1),(4,5)} dan g = {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukanlah: a) (f o g)    b) (g o f)        c) (f o g)(1)   d) (g o f)(4)
Jawab:
a) (f o g) = {(2,1), (1,4), (5,-1)}  b) (g o f) = {(0,1), (4,3)}
c) (f o g)(1) = 4                             d) (g o f)(4)
Contoh
  1. Diketahui
f : R ® R ; f(x) = 2x² +1,   g : R ® R ; g(x) = x + 3
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = 2(x+3)²+1 = 2(x² + 6x + 9) + 1 = 2x²+12x+19
Jawab:
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x²+1) = 2x² + 1 + 3 = 2x² + 4
(f o g)(1) = f(g(1)) = f(4) = 2. (4)² +1 = 2.16 + 1 = 33
(g o f)(1) = g(f(1)) = g(3) = 3 + 3 = 6

  1. Contoh :
Diketahui A = {x l x < -1}, B dan C adalah himpunan bilangan real.
f : A B dengan f(x) = -x + 1;  g : B C dengan g(x) = x2 dan h = g o f : A C. Bila x di A dipetakan ke 64 di C, tentukan nilai x!
Jawab:
h(x) =  (g o f)(x) = g(f(x)) = g(-x + 1) = (-x + 1)2
h(x) = 64 (-x + 1)2 = 64 -x + 1 = ± 8
-x + 1 = 8 x = -7 atau –x + 1 = -8 x = 9
Karena A = {x l x < -1}, maka nilai x yang memenuhi adalah x = -7.
Contoh
  1. Ditentukan g(f(x)) = f(g(x)).
Jika f(x) = 2x + p dan  g(x) = 3x + 120 maka nilai p = … .
  1. Jawab:
f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120
g(f(x)) = f(g(x))
g(2x+ p) = f(3x + 120)
3(2x + p) + 120 = 2(3x + 120) + p
6x + 3p + 120 = 6x + 240 + p
3p – p = 240 – 120
2p = 120 ® p = 60


  1. Sifat-sifat Komposisi Fungsi

Jika f : A ® B ; g : B ® C ; h : C ® D, maka berlaku:
i.   (fog)(x) ≠ (g o f)(x)                    (tidak komutatif)
ii.  ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   (sifat asosiatif)
iii. (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)         (elemen identitas)

perhatikan contoh soal :
  1. Diketahui sebuah f(x) = 2x + 1, g(x) = 3 – x, dan h(x) = x2 + 2, I(x) = x
Maka nilai
       (f o g)(x) = f(g(x)) = f(3-x) = 2(3-x) + 1 = 6 – 2x + 1 = 7 – 2x
         (g o f)(x) = g(f(x)) = g(2x+1) = 3 – (2x+1) = 3 – 2x – 1 = 2 – 2x
         (g o h)(x) = g(h(x)) = g(x2 + 2) = 3 – (x2 + 2) = 1 - x2
Dari hasil di atas tampak bahwa (fog)(x) ≠ (g o f)(x)        
       Kemudian nilai
       ((fog)oh)(x) = (fog)(h(x))= (fog)( x2 + 2)= 7 – 2(x2 + 2) = 3 - 2x2
       (fo(goh))(x)=f((goh)(x))= f(1 - x2)= 2(1 - x2) + 1 = 2 – 2 x2 + 1 = 3 – 2 x2
Dari hasil di atas tampak bahwa ((fog)oh)(x) = (fo(goh))(x)   
         Begitu juga
       (foI)(x) = f(I(x)) = f(x) = 2x + 1
       (Iof)(x) = I(f(x)) = I(2x+1) = 2x + 1
Dari hasil di atas tampak bahwa (foI)(x) = (Iof)(x) = f(x)
Sehingga perhatikan contoh soal berikut:
1. diketahui f : R R dan g : R R dengan f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
Tentukan: a. (g o f)(x)
                    b. (f o g)(x)
jawab:
f(x) = 3x – 1 dan g(x) = 2x2 + 5
  1.    (g o f)(x) = g[f(x)] = g(3x – 1)
                                  = 2(3x – 1)2 + 5
                                 = 2(9x2 – 6x + 1) + 5
                                = 18x2 – 12x + 2 + 5
                                = 18x2 – 12x + 7         
  2. f o g)(x) = f[g(x)] = f(2x2 + 5)
                  = 3(2x2 + 5) – 1
                  = 6x2 + 15 – 1
 (f o g)(x) = 6x2 + 14
       (g o f)(x) = 18x2 – 12x + 7
       (g o f)(x) ≠ (f o g )(x)   tidak bersifat komutatif       
  1. Konsep  Fungsi Invers
  • Definisi
            Jika fungsi f : A ® B dinyatakan dengan pasangan terurut f:{(a,b)laÃŽA dan bÃŽB}, maka invers dari fungsi f adalah f-1: B ® A ditentukan oleh:   f-1:{(b,a)lbÃŽB dan aÃŽA}.

            Jika f : A ® B, maka f  mempunyai fungsi invers f-1 : B ® A  jika dan hanya jika    f adalah fungsi bijektif atau korespondensi 1-1.

Jika f : y = f(x) ® f -1 : x = f(y)  
Maka   (f o f -1)(x) = (f-1 o f)(x) = I(x)    (fungsi identitas)
ingat :
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai invers jika domainnya dibatasi.

Contoh
Diketahui f: R ®  R dengan f(x) = 2x - 5. Tentukan f -1 (x)!


  1. Aplikasi fungsi komposisi

  • Menentukan Fungsi Jika Fungsi Komposisi dan Sebuah Fungsi Lain Diketahui
Misalkan fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi f(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi g(x). Demikian pula jika fungsi komposisi (f o g)(x) atau (g o f)(x) diketahui dan sebuah fungsi g(x) juga diketahui, maka kita bisa menentukan fungsi f(x).


  1. Diketahui f(x) = 2x + 5dan (f o g)(x) = 3x2 – 1, Tentukan g(x).
    Jawab
    f(x) = 2x + 5 dan
    (fog)(x) = 3x2 - 1
     f[g(x)] = 3x2 - 1
    2.g(x) + 5 = 3x2 - 1
          2.g(x) = 3x2 - 1 - 5 = 3x2 - 6
      Jadi g(x) =  1/2  (3x2 - 6)


BAB III
FUNGSI LIMIT


  1. Pengertian limit
Istilah limit dalam matematika hampir sama  artinya dengan istilah mendekati. Akibatnya, nilai limit sering dikatakan sebagai nilai pendekatan. Sehingga Limit fungsi f (x) adalah suatu nilai fungsi yang diperoleh melalui proses pendekatan atau dengan variabel x, baik dari arah x yang lebih kecil, maupun dari arah x yang lebih besar.
Secara umum : bila limit f (x) adalah L, untuk x mendekati , maka limit f (x) ditulis
dengan x ® a dibaca x mendekati
  • Pengertian limit secara intuitif
Untuk  memahami pengertian limit secara intuitif, perhatikan contoh berikut:
  • Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1, untuk  x bilangan real. Berapakah nilai f(x) jika x mendekati 2?
    Penyelesaian :
    Untuk  menentukan nilai f(x) jika x mendekati 2, kita pilih nilai-nilai x disekitar 2 (baik dari kiri maupn dari kanan). Kemudian, kita tentukan nilai f(x) seperti terlihat pada tabel berikut:
Dari tabel di atas, tampak bahwa jika x mendekati  2 dari kiri, f(x) mendekati 5 dari kiri, sedangkan jika x mendekati 2 dari kanan, f(x) mendekati 5 dari kanan.
 Teorema Limit
Misal n bilangan bulat positip, k bilangan real, dan adalah fungsi-fungsi yang memiliki limit di titik , maka:

Teorema di atas, dapat diaplikasikan dalam banyak hal pada penyelesaian soal-soal tentang limit.
Contoh:
  1. Limit fungsi Aljabar
    Suatu fungsi f(x) didefinisikan untuk x mendekati a, maka :
  1. Mengalikan dengan Sekawan
    Contoh :

  1. Mengalikan dengan Sekawan
    Contoh :


Berikut ini akan dibahas limit limit fungsi Aljabar bentuk tak tentu yaitu : .
Limit Bentuk
Limit ini dapat diselesaikan dengan memfaktorkan pembilang dan penyebutnya, kemudian “mencoret” faktor yang sama, lalu substitusikan nilai x = a.
Catatan :
1. Karena , maka  sehingga pembilang dan penyebut boleh dibagi dengan
2. Nilai limitnya ada jika dan hanya jika :
3. Jika pembilang atau penyebutnya memuat bentuk akar, maka sebelum difaktorkan dikalikan dulu dengan bentuk sekwannya.
Limit ini dapat diselesaikan dengan membagi pembilang dan penyebut dengan variabel berpangkat tertinggi


                                                Gambar  3.1  segitiga siku-siku                                       
Pada gambar 3.1 di atas, ABC adalah segitiga yang salah satu sudutnya  dan siku-siku pada CBA. Misal AB = x, BC = y dan AC = r , berdasarkan segitiga
Selanjutnya berdasarkan perbandingan tersebut dapat dibuat beberapa rumus tentang fungsi trigonometri. Rumus-rumus tersebut dapat ditunjukkan melalui gambar.
Perhatikan gambar berikut ini.





  1. Limit fungsi Trigonometri

       Dengan menggunakan teorema prinsip apit dan rumus geometri kita dapatkan teorema dasar dari limit fungsi trigonometri sebagai berikut.
Dengan menggunakan teorema dasar limit fungsi trigonometri dapat dibuktikan teorema-teorema berikut:

Untuk keperluan praktis teorema tersebut dapat dikembangkan menjadi:



Seperti pada fungsi aljabar, maka pada fungsi trigonometri juga berlaku bahwa jika f(a) terdefinisi, maka:
Contoh :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar