Teknik Informatika

Teknik Informatika

Widiastuti

Teknik Informatika
Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal


"Berani Hidup Harus Berani Mati"

Responsive Ads Here

Senin, 30 Oktober 2017

Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa

link download klik disini
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa


  1. Konsep Bahasa

Sampai  dengan abad XXI ini perkembangan ilmu dan teknologi menunjukan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa inggris sebagai bahasa internasional sangat berperan sebagai sarana komunikasi. Dalam bidang akademik bahasa Indonesia telah menunjukan peranannya dalam berbagai disiplin ilmu melalui bentuk bentuk tulisan ilmiah seperti makalah dan skripsi. Pada dasarnya interaksi dan macam kegiatan akademik tidak akan sempurna  atau bejalan dengan baik dan benar. Bahasa adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis.

Kaidah bahasa dalam sistem tersebut mencangkup beberapa hal berikut.

  1. Sistem lambang yamg bermakna dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat.
  2. Berdasarkan Kesepakatan bersama pemakaiannya, sistem bahasa itu bersifat konvensional.
  3. Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan pemakainya (arbitrer)
  4. Sistem lambang yang terbatas itu (A-Z:26 huruf) mampu menghasilkan kata, bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yang tidak terbatas dan sangat produktif.
  5. Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain seperti sistem lambang bahasa jepang (lambang hiragana atau silabis).
  6. Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga dapat sistem lambang bahasa lain.



  1. Fungsi Bahasa
Fungsi bahasa yang utama dab pertama sudah terlihat dalam konsepsi bahasa diatas, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua bahasa apapun dan dimanapun. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa berikut :

  1. Fungsi ekspresi dalam bahasa
  2. Fungsi komunikasi dalam bahasa
  3. Fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
  4. Fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)
Gorys keraf menambahkan beberapa fungsi lain sebagai pelengkap fungsi utama tersebut ,fungsi tambahan itu adalah :

  1. Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
  2. Fungsi lebih memahami orang lain.
  3. Fungsi belajar mengamati dunia , bidang ilmu di sekitar dengan cermat .
  4. Fungsi mengembangkan proses berfikir yang jelas, runtut, teratur, terarah, dan logis.
  5. Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan menarik (fatik). (keraf, 1994:3-10)
  6. Fungsi mengembangkan kemungkinan kecerdasan ganda :

  1. Fungsi pernyataan ekspresi diri
          Menyataan sesuatu yang akan disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksitensi diri 
   dengan maksud :

  1. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif)
  2. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi
  3. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik
  4. Menunjukan keberanian (convidence) penyampaikan ide.

  1. Fungsi komunikasi
          Merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya ,komunikasi     tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain.

  1.  Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
          Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu lingkungan merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dalam lingkungan baru. Hal itu menunjukan bahwa bahasa yang digunakan sebagai saran mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan (masyarakat). Dengan demikian, bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam integritas.

  1. Fungsi kontrol sosial
          Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan masukan yang positif.

  1. Fungsi membentuk karakter diri.
  2. Fungsi membangun dan mengembangkan profesi diri.
  3. Fungsi menciptakan berbagai kreativitas baru (Widiono, 2005:11-18).
Posisi Bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa standar.  Keempat posisi bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi masing-masing seperti berikut :

  1. Fungsi bahasa persatuan adalah pemersatu suku bahasa, yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari sabang sampai Merauke.
  2. Fungsi Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bahasa Indonesia bila berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut :

  1. Fungsi lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
  2. Fungsi identitas nasional dimata internasional
  3. Fungsi sarana hubungan antar warga, antardaerah, dan antar budaya, dan
  4. Fungsi pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku bangsa, dan bahasa.

  1.  Fungsi bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk berbagai aktivitas dengan rincian berikut :

  1. Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan
  2. Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar disekolah dan perguruan tinggi
  3. Fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan pembangunan bagai negara Indonesia sebagai negara berkembang, dan
  4. Fungsi bahasa sebagai bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu teknologi (ILTEK)

  1. Fungsi bahasa baku (bahasa standar) merupakan bahasa yang digunakan dalam pertemuan sangat resmi. Fungsi bahasa baku itu berfungsi sebagai berikut :

  1. Fungsi pemersatu sosial, budaya, dan bahasa
  2. Fungsi penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi
  3. Fungsi penambah kewibawaan sebagai pejabat dan intelektual, dan
  4. Fungsi penanda acuan ilmiah dan penulisan tuliasan ilmiyah.

RAGAM DAN LARAS BAHASA

  1. PENDAHULUAN

Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsi bahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah vaiasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Sedangkan Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

  1. RAGAM BAHASA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasi bahasa menurut pemakaiannya. Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan.

    1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaiannya.

Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian, yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Ragam bahasa formal  memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.

  1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kaku tetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.
  2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
  3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
  4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
  5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang baku pada ragam bahasa lisan.

Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal diatas, pembedaan antara ragam formal, ragam semi formal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut :

  1. Pokok masalah yang sedang dibahas
  2. Hubungan antara pembicara dan pendengar
  3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis
  4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi
  5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung

Kelima pembedaan ragam bahasa diatas dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut :

  1. Penggunaan kata sapaan dan kata ganti ,misalnya :

Saya dan gue / ogut

Anda dan lu / situ / ente

  1. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefiks), akhiran (sufiks), gabungan awalan dan akhiran (simulfiks) dan imbuhan terpisah (konfiks). Misalnya :

Awalan            : mengapa - apaan

                          Mengopi - ngopi       

Akhiran           :laporan – laporin

                         Marahi – marahin

Simulfiks         :menemukan – nemuin

                        Menyerahkan – nyerahin

Konfiks           :menyalahkan – nyalahin

                        Membetulkan – betulin          

  1. Penggunaan unsur fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam bahasa ninformal, seperti sih, deh, dong, kok, loh, ya kale, gitu ya .
  2. Penghilangan unsur atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam nonformal yang menggangu penyampaian suatu pesan. Misalnya :

Penghilangan subjek               : Kepada hadirin harap berdiri.

Penghilangan predikat                        : Laporan itu untuk pemimpin.

Penghilangan objek                 : RCTI melaporkan dari medan.

Penghilangan pelengka           : Mereka berdiskusi dilantai II.
Ragam bahasa berdasarkan mediumnya

  1. Ragam bahasa lisan.
  2. Ragam bahasa tulisan.
Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya :

  1. Kucing/ makan tikus mati.
  2. Kucing makan/ tikus mati.
  3. Kucing makan tikus/ mati.
Ragam bahasa tulis adalah ragam bahasa yang ditulis atau dicetak dengan memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar. Ragam bahasa tulis dapat bersifat formal, semi formal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi,penulis harus menggunakan ragam bahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakan dalam perkuliahan dam ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secara informal.
Penggunaan ragam bahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada :

  1. Ragam bahasa formal
  2. Ragam bahasa tulis
  3. Ragam bahasa lisan
  4. Laras bahasa ilmiah
  5. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar



  1. LARAS BAHASA
    Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Pembedaan diantara sub-sub laras bahasa seperti dalam laras ilmiah dapat diamati dari :

  1. Penggunaan kosakata dan bentukan kata
  2. Penyusunan frasa, klausa, dan kalimat
  3. Penggunaan istilah
  4. Pembentukan paragraf
  5. Penampilan hal teknis
  6. Penampilan kekhasan dalam wacana

PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA

  1. Konsepsi ejaan
          Ejaan adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungan dan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa. Menurut KKBI (2005:205) Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasarkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasa ejaan membicarakan :

  1. Pemakaian huruf vokal dan konsonan
  2. Penggunaan huruf kapital dan kursif
  3. Penulisan kosakata dan bentukan kata
  4. Penulisan unsur serapan afiksasi dan kosakata asing
  5. Penempatan dan pemakaian tanda baca
Kaidah penempatan ejaan dalam penulisan
Dalam buku pedoman Ejaan yamg disempurnakan penulis ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut diantaranya:

  1. Pemakaian abjad, huruf vokal, huruf konsonan, dan abjad
  2. Persukuan yaitu pemisahan suku kata
  3. Penulisan huruf besar
  4. Penulisan huruf miring
  5. Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan, gabungan kata
  6. Penulisan angka dan lambang bilangan
  7. Penempatan tanda baca atau pungtuasi diantaranya :

  1. Tanda titik (.)
  2. Tanda koma (,)
  3. Tanda titik dua (:)
  4. Tanda titik koma (;)
  5. Tanda titik titik / elilipsis (....)
  6. Tanda tanya (?)
  7. Tanda seru (!)
  8. Tanda kurung biasa ()
  9. Tanda hubung (-)
  10. Tanda pisah(--)
  11. Tanda petik tunggal (‘)
  12. Tanda petik ganda (“)
  13. Tanda kurung siku ([ ])
  14. Tanda ulang angka (...2)
  15. Tanda apostrof (‘...)

KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN

  1. Pengertian kalimat dan kalimat efektif

Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang menyamoaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subjek, unsur predikat, unsur objek (S-P-O). Kalimat efektif adalah satuan bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus ada pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis.jadi kalimat efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya.

  1. Persyaratan kalimat efektif

  1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi gramatikal unsur strukture dalam kalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan yang dirumuskan : S+P+(O/Pel)+Ket.

  1. Subjek : fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas (awal, tengah, atau akhir kalimat).
  2. Predikat : fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam kalimat bebas (kecuali tidak boleh dibelakang objek dan dibelakang pelengkap).
  3. Objek : fungsi kalimat yang melengakapi kata kerja aktif dan kata kerja paaif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, uang menerima, atau yang diuntungkan oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi objek selalu terletak dibelakang predikat berkata kerja transitif.
  4. Pelengkap :fungsi yang melengkapi fungsi kata kerja berawalan ber-dalam predikat . posisi pelengkap dalam kalimat terletak dibelakang predikat berawalan ber .
  5. Keterangan : fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi kalimat yaitu melengkapi fungsi subjek , fungsi predikat, fungsi objek, atau fungsi semua unsur dalam kalimat. Posisi keterangan dalam kalimat bebas dan tidak terbatas.
Perhatikan posisi fungsi-fungsi kalimat berikut :

  1. Setelah bekerja selama tiga hari, panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta .(P - Pel – S – P – O – K).
  2. Keputusan hakim perlu ditinjau kembali. (S – P).
  3. Perlu ditinjau kembal keputusan hakim. (P – S).
  4. Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga saham IHSG. (S – P – Pel ).
  5. Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signitifkan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta . (K–S– P–O – K ).
  6. Pengacara tersebut mempelajari undang-undang pencemaran nama baik dan membandingkannya dengan undang-undang Dasar RI.  (S1 - P1 - O1 - P2-K).
  7. Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen yaitu komponen UTS, komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah (S1 – P1 – O1 – K1 – K2 – K3 – K4)
  8. Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S1 – P3 – S1 – P1 – S2 – P2).
Contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda :

  1.  Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudah diketahui semua orang. (S1 (konjungsi+S2+P2)-P1 – O1).
  2.  Dosen mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 – P1 – O1 (S2+P2)).
  3.  Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswa ketahuan mencotek. (S1 – P1 – K1 – (S1+P2)).
  4.  Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya (S1 – P1 +S2 – P2).
  5.  Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu berlangsung damai . (S1 – P1 + S2 – P2 + (S3+P3).

  1. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIAMAT
    Adalah hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah diantara kata atau frasa dengan jelas, benar dan logis. Hubungan timbal balik terjadi dapat antar kata dalam frasa satu unsur atau dapat terjadi antar frasa dalam antar fungsi dalam kalimat.
    Contoh kalimat yang tidak koherensi :

  1. Setiap hari dia pulang pergi Bogor-Jakarta dengan kereta api.
  2. Oleh panitia seminar makalah itu dimasukan ke dalam antologi.
  3. Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian.

Pembetualan kalimat yang koherensi :

  1. Setiap hari dia pergi pulang Bogor-Jakarta dengan kereta api.
  2. Makalah seminar itu dimasukan kedalam antologi.
  3. Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.



  1. KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA
          Adalah penulisan kalimat yang berlangsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut :

  1. Penulis menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penempatan afiksasi yang benar.
  2. Penulis menghindari subjek yang sma dalam kalimat majemuk.
  3. Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
  4. Penulis menghindari penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di depan subjek 
  5. Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan dibelakang predikat yang berkata kerja transitif.
  6. Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
  7. Penulis menghindari fungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam rincian.
  8. Penulis menghindari keterangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
  9. Penulis menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas fungsinya.
Perhatikan contoh berikut yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa :

  1. Dalam ruang ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu dll.
  2. Karena modal dibank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit
  3. Apabila hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perhatikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa :

  1. Dalam ruang ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu .
  2. Karena modal dibank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit
  3. Apabila hari itu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.


  1. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
    Adalah upaya penulisan untuk memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang dapat berpindah-pindah .pada kalimat lisan penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
1. Mutasi yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh : Minggu depan akan diadakan seminar “Pencerahan Pancasila bagi Mahasiswa”.

2. Repetisi yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonim kata.
Contoh :Kalau pemimpin sudah mengatakan tidak tetap tidak.

3. Kursif yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh : Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.

4. Pertentangan yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat pertentangan bukan berarti antonym kata.
Contoh : Dia sebelumnya pintar tetapi malas kuliah .

5. artikel yaitu menempatkan partikel (lah, kah, pun, per, tah) sebelum atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh : Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.

6. Penekanan dalam kalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar